PRAJURIT KRATON YOGYAKARTA

Hebatnya Abdi Dalem Kraton Yogyakarta


Hebatnya menjadi Abdi Dalem Keraton Yogyakarta bisa diketahui bila anda wong Yogyakarta atau anda pernah atau juga sedang tinggal dan dekat dengan Yogyakarta. rasakan dari berbagai sudut dan dari berbagai pandangan, jangan kemudian menghakimi tanpa tahu dahulu. Selami barulah beri pernyataan. Inilah yang terjadi, banyak pandangan negatif tentang Abdi Dalem Keraton, baik menilai dari pendapatan atau gaji, bahkan ada yang menyimpulkan bahwa menjadi Abdi Dalem itu adalah perbudakan modern!


Urusan gaji para Abdi Dalem berbeda - beda, semisal untuk pangkat sebagai Panglima Perang Keraton, menerima gaji perbulan sebesar Rp. 45.000. Bisa dibayangkan bagi Abdi Dalem dengan jabatan di bawahnya? Berkisar antara Rp. 6000 hingga Rp. 15.000. perbulan! Dan menghadapi lebaran, para Abdi Dalem mendapatkan THR ( Tunjangan Hari Raya ) sebesar Rp 7000!

Besaran THR yang diberikan kepada abdi dalem keraton sesuai dengan gaji bulanan mereka. Sehingga nominalnya tidak sama. Untuk abdi sekelas Juru Kunci Keraton Yogyakarta, mendapat Rp 15.000, sedangkan abdi dalem yang pangkatnya 'Jajar' ( baru diangkat ) mendapat Rp 7000.

Meski mengaku THR itu tak cukup untuk menafkahi anak dan istri, mereka tetap merasa bahagia dan mensyukuri hadiah yang didapatkan dari keraton tersebut. "Ini pengabdian, niatnya murni mengabdi, ikhlas, ketika bertugas malah tombok buat makan," kata abdi dalem juru kunci Kraton Yogyakarta, Mas Bekel Hastono Raharjo. "Malah kalau bertugas piket di Keraton 12 hari sekali cuma Rp 100, sekarang sudah naik jadi Rp 500."

Sehingga dengan besaran pendapatan seperti tersebut, banyak kalangan yang terutama dari wilayah luar Yogyakarta dan terutama lagi yang Pro Pemerintah sedikit banyak menganggap, bahwa menjadi Abdi Dalem Keraton itu pekerjaan yang nista dan pihak Keraton atau Sultan adalah yang rakus dan memperbudak! Benarkah?

Ketahuilah, menjadi Abdi Dalem Keraton itu berdasar nurani dan kemauan diri sendiri, tidak ada paksaan dari pihak manapun. Mereka juga mempunyai pekerjaan lain selain menjadi Abdi Dalem. Menjadi pedagang di pasar atau di rumah, menjadi pegawai negeri di berbagai bidang, mempunyai usaha rumah makan, pengusaha, bahkan ada Abdi Dalem yang memiliki pekerjaan sebagai dokter dan dosen di universitas tertentu. Mereka menjadi Abdi Dalem semata ingin mengabdi kepada nagari Yogyakarta dan terutama kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga bukan ukuran uang yang mereka cari.

Apabila uang yang mereka cari, niscaya tidak ada lagi jumlah Abdi Dalem yang kini mencapai lebih dari 2300 an Abdi Dalem.


Berdasar dari ulasan dan pendapat dari para Abdi Dalem, mereka ternyata tidak merasa miskin dengan pendapatan tersebut, bahkan mereka merasa cukup dan dimudahkan dalam mencari rezeki. Mengapa? Yang utama karena faktor ikhlas dan mengabdi yang tulus kepada nagari Yogyakarta dan Tuhan Yang Maha Memiliki. Intinya Tuhan Maha Kaya!

Bagi yang belum tahu tentang Abdi Dalem dan segi kehidupannya, silahkan kunjungi Yogyakarta niscaya pikiran anda akan berubah tentang mereka dan tentang kehidupannya. Yogyakarta ternyata tetap istimewa dan akan tetap menjadi nagari yang istimewa.

Komentar